Kenali Gejala dan Cara Cegah DBD Sebelum Terlambat

Kenali Gejala dan Cara Cegah DBD Sebelum Terlambat

Melihat tren lonjakan kasus dan pentingnya deteksi dini di tengah ancaman perubahan iklim dan kepadatan populasi


Apa Itu DBD dan Mengapa Makin Mengkhawatirkan?

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Virus ini telah menjadi ancaman kesehatan utama di wilayah tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Menurut World Health Organization (WHO, 2025), kasus dengue global terus meningkat tajam. Pada kuartal pertama tahun 2025 saja, tercatat lebih dari 8 juta kasus secara global, dengan lebih dari 400.000 kasus dilaporkan di Asia Tenggara. Indonesia masuk 5 besar negara dengan jumlah kasus terbanyak.

Lonjakan kasus dengue adalah akibat kombinasi perubahan iklim, urbanisasi cepat, dan lemahnya pengendalian vektor.

WHO Dengue Situation Report, April 2025


Gejala DBD: Kenali Sejak Dini

Deteksi dini gejala DBD sangat penting untuk mencegah komplikasi serius. Berdasarkan panduan CDC (Centers for Disease Control and Prevention, 2025) dan Kementerian Kesehatan RI, gejala umum DBD meliputi:

Gejala Umum DBD:

  • Demam tinggi mendadak (? 39?C)
  • Nyeri otot, sendi, dan belakang mata
  • Sakit kepala berat
  • Mual atau muntah
  • Ruam kulit (bintik merah)
  • Kelelahan hebat

Gejala DBD Berat (Kritis):

  • Mimisan atau gusi berdarah
  • Perdarahan di bawah kulit (bintik merah keunguan)
  • Perut bengkak atau nyeri hebat
  • Penurunan kesadaran atau kejang
  • Penurunan drastis tekanan darah (dengue shock)

Banyak pasien tidak menyadari bahwa mereka terkena DBD sampai memasuki fase kritis. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium pada hari ke-2 hingga ke-4 demam sangat disarankan.

Kemenkes RI, Buletin DBD, Januari 2025


Cara Cegah DBD:

Upaya pencegahan DBD harus dilakukan secara terpadu, menggabungkan kontrol lingkungan, pemberantasan sarang nyamuk (PSN), dan perlindungan pribadi. Berikut langkah pencegahan berdasarkan data WHO dan Kemenkes:

1. Lakukan 3M Plus

  • Menguras tempat penampungan air secara berkala
  • Menutup rapat semua wadah penyimpan air
  • Mendaur ulang atau membuang barang bekas yang berpotensi jadi sarang nyamuk
  • Plus: menggunakan kelambu, obat nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik, dan larvasida

2. Terapkan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik

Libatkan semua anggota keluarga untuk memantau jentik seminggu sekali, terutama di tempat-tempat tersembunyi seperti dispenser, pot bunga, atau talang air.

3. Gunakan Vaksin Dengue (dengan skrining)

Pada tahun 2025, Indonesia mulai membuka akses terbatas untuk vaksin dengue Qdenga (TAK-003) yang dinyatakan efektif mencegah infeksi berat. Namun vaksinasi tetap memerlukan skrining dan persetujuan dokter karena risiko efek samping pada individu yang belum pernah terinfeksi dengue sebelumnya.

(Sumber: WHO Dengue Vaccine Position Paper, 2022 & update klinis Bio Farma, 2025)

4. Pantau Kondisi Iklim dan Lingkungan

Musim hujan ekstrem, cuaca panas lembap, dan genangan air adalah kondisi ideal untuk berkembangnya nyamuk dengue. Aplikasi pemantau nyamuk dan prediksi cuaca dengue (seperti Si-Dengue dan EWARS) mulai digunakan di beberapa daerah Indonesia.


Mengapa DBD Kian Merebak di 2025?

Perubahan Iklim

Kenaikan suhu global memperluas wilayah penyebaran nyamuk pembawa dengue. The Lancet Planetary Health (2024) mencatat bahwa suhu ideal untuk penyebaran dengue adalah 26-30?C derajatyang kini menjadi suhu rata-rata di banyak wilayah Asia.

Urbanisasi dan Kepadatan Penduduk

Lingkungan padat tanpa sanitasi baik menciptakan tempat berkembangnya nyamuk. Genangan air kecil seperti tutup botol atau talang tersumbat dapat menjadi sarang nyamuk dalam 5-7 hari.

Kurangnya Kesadaran dan Pengawasan

Banyak masyarakat menganggap DBD sebagai penyakit musiman, bukan sebagai masalah struktural yang memerlukan tindakan kolektif berkelanjutan.


Dengan mengenali gejala lebih awal dan menerapkan pola hidup bersih, risiko kematian akibat DBD dapat ditekan drastis. Jangan tunggu sampai terlambat?DBD bisa dicegah mulai dari rumah sendiri.


Jika mengalami keluhan tentang kesehatan seperti di atas , yuk segera periksa dan konsultasikan ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam atau Dokter Spesialis Anak IHC RS Elizabeth Situbondo.


Daftar Referensi (Penukilan Sumber):

  1. World Health Organization (WHO). Dengue Situation Update - April 2025. www.who.int
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buletin DBD Nasional 2025. www.kemkes.go.id
  3. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Dengue Symptoms and Treatment, 2025.
  4. The Lancet Planetary Health. Impact of Climate on Vector-Borne Diseases, 2024.
  5. Bio Farma. Rilis Vaksin Qdenga dan Program Skrining, 2025.
  6. IPCC AR6 Report. Climate Change and Health Risks, 2023.

HUBUNGI KAMI