Fenomena Self-Diagnosis di Kalangan Gen Z

Fenomena Self-Diagnosis di Kalangan Gen Z

Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, dikenal sebagai generasi yang sangat akrab dengan teknologi digital. Mereka memiliki akses mudah terhadap informasi kesehatan melalui internet dan media sosial, yang seringkali mendorong mereka untuk melakukan self-diagnosis atau diagnosis mandiri. Meskipun fenomena ini dapat meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental, ada banyak risiko yang menyertainya.


Apa Itu Self-Diagnosis?

Self-diagnosis adalah praktik di mana individu memberikan label atau diagnosis pada diri mereka sendiri berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber-sumber seperti internet, media sosial, atau pengalaman pribadi. Banyak Gen Z mengidentifikasi diri mereka dengan berbagai gangguan mental seperti depresi atau gangguan kecemasan hanya berdasarkan gejala yang mereka rasakan dan informasi yang mereka temukan secara online.


Faktor-Faktor yang Mendorong Self-Diagnosis

Beberapa faktor utama yang mendorong perilaku self-diagnosis di kalangan Gen Z meliputi:

  • Stigma Terhadap Kesehatan Mental: Banyak Gen Z merasa enggan untuk mencari bantuan profesional karena stigma yang melekat pada kesehatan mental. Penelitian menunjukkan bahwa 60% remaja merasa takut dihakimi jika berkonsultasi dengan psikolog.
  • Akses Informasi yang Berlimpah: Dengan banyaknya informasi yang tersedia di internet, Gen Z cenderung mencari tahu tentang gejala penyakit mental tanpa mempertimbangkan keakuratan sumber tersebut. Hanya sekitar 45% dari informasi ini dianggap valid.
  • Keinginan untuk Memahami Diri Sendiri: Banyak individu Gen Z berusaha memahami kondisi mental mereka sendiri sebagai langkah awal untuk mengenali masalah yang mungkin mereka hadapi.

Dampak Positif dan Negatif dari Self-Diagnosis

Self-diagnosis memiliki dampak yang kompleks:

  • Dampak Positif:
  • Meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental.
  • Memotivasi individu untuk mencari bantuan profesional setelah menyadari adanya masalah.
  • Dampak Negatif:
  • Risiko misdiagnosis yang dapat memperburuk kondisi kesehatan mental.
  • Pengobatan atau terapi yang tidak tepat.
  • Stigma diri dan perasaan tertekan akibat salah memahami kondisi kesehatan mental.

Meskipun self-diagnosis dapat menjadi langkah awal dalam memahami kesehatan mental, penting bagi Gen Z untuk menyadari risiko-risiko yang menyertainya. Konsultasi dengan profesional kesehatan mental tetap menjadi langkah terbaik untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat. Edukasi tentang kesehatan mental dan penyaringan informasi dari sumber terpercaya sangat penting untuk membantu generasi ini dalam menavigasi isu-isu kesehatan mental dengan lebih baik.


Yuk tetap jaga kesehatan kita dengan hidup bersih dan sehat, Informasi Kesehatan ada di  https://rselizabeth.ihc.id/artikel.html. 

Jika mengalami keluhan seperti di atas segera periksakan ke Psikolog Klinis IHC RS Elizabeth Situbondo. Untuk reservasi melalui mitra.nusamed.co.id atau melalui website https://rselizabeth.ihc.id/

Silahkan hubungi nomor layanan kami di : 0823-3350-0096